Minggu, 20 September 2015

Aku Akan Berusaha Tetap Baik-baik Saja Meskipun Harus Sendiri Memulihkan Hati.

Bagaimana bisa aku tertawa lepas disaat hubungan yang pernah kita jalani harus ku relakan tanpa iklas yang belum bisa ku beri sepenuhnya.

Hari-hari yang aku jalani semenjak ada kamu (disaat kamu masih bersikap baik) tepatnya, aku lupa bagaimana caranya menangis, yang kurasa hanya bahagia luar biasa yang setiap hari kurasa.
Entah bagaimana kita bisa sampai dititik perpisahan ini, aku tidak tahu mengapa kita berubah menjadi dua manusia yang egois yang tidak lagi memikirkan hati untuk kedepannya.
Bagaimana bisa kau pergi tanpa mengingat sesuatu tentang kita?
Bagaimana bisa kau tidak pernah merindu bahkan aku disini selalu bisa merindukan mu setiap detiknya.
Bagaimana bisa kau tidak mengingat pada kenangan saat kau melewati jalan yang pernah kita lewati berdua?
Bagaimana bisa kau lupa denganku yang selalu mencoba untuk membahagiakanmu?

1. Bukan keharusan jika harus melupakanmu, sebab mengiklaskanmu saja aku masih harus merangkak untuk sampai pada titik tersebut.
















Bukan hal yang mudah jika aku harus cepat untuk melupakanmu, sebab sudah terlalu banyak kenangan yang kita buat berdua dalam waktu yang singkat.
Bukan aku memunafikkan diri, hanya saja aku malu jika aku harus terlihat seperti orang yang tidak punya arah.
Tidak lagi ku pungkiri, aku melemah saat aku kehilanganmu.
Aku tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Aku masih berusaha untuk menerima keadaan bahwa semesta memang membalikkan pandangannya untuk kita.
Lalu kita berpisah dan aku benci dimana fase aku harus berjalan sendiri (lagi) untuk mengobati luka yang kau beri.
Kembali patah hati yang mengharuskan aku menguras segala airmata ku kembali.
Segala kenangan yang kau beri memberikan rasa tersendiri untuk dikenang dalam waktu apapun.
Dijalan-jalan yang pernah kita lewati sambil tertawa atau bercerita, ditempat makan yang selalu kita kunjungi saat perut tak bisa dikompromi, selalu ada kenangan tersendiri untuk kita.
Bagaimana aku harus bisa dengan cepat melupakanmu jika memoriku masih menyimpan rapi segala kenangan itu.
Sedih rasanya harus memaksa isi kepalaku untuk tidak lagi membayangkan segalanya tentang kita.

2. Mungkin, memang ini yang diharuskan.
Kita dipertemukan untuk membuat sebanyak mungkin kenangan. lalu dipisahkan.
















Entah apa yang membuat kita harus jadi seperti ini, mengharuskan hati dan diri untuk sama-sama tidak saling mengasihi kembali.
Tuhan, seandainya saja melupakan itu semanis dan semudah saat jatuh cinta, mungkin saja aku tak perlu repot-repot untuk memulihkan hati yang luka karena harus berpisah dengan seseorang yang ku cinta.
Bagaimana bisa kita yang begitu lekat harus tiba-tiba saling menjauh lalu melupakan satu sama lain.
Bukan perkara mudah jika aku harus melakukan itu dengan waktu yang singkat.
Aku benci perpisahan, aku benci keharusan menangis dan mengiklaskan.
Tapi aku sadar, patah hati adalah fase terbaik untuk menjadikan pribadi yang lebih dewasa nantinya.
Semoga perpisahan kita kali ini adalah perpisahan yang indah yang memang sudah Tuhan gariskan.

3. Untuk nantinya, siapa pun yang mendampingimu setelah aku, aku harap dia yang terbaik yang mampu mengasihimu lebih dari aku.

















Entah hati bisa iklas atau tetap sakit jika aku harus melihatmu dan tahu bahwa akan ada seseorang yang baru yang selalu kau rengkuh dalam harimu.
Jika membayangkan dulu, lengan mu lah yang selalu mengusap punggungku untuk memberi kekuatan. Meyakinkan ku bahwa hari-hari dikemudian nantinya tidak begitu menakutkan untuk dijalani.
Saat lelah dan diujung malam, dulu kita masih bisa bertemu dalam pertigaan jalan.
Saling memeluk dalam mobil ditemani lagu-lagu kesukaan kita dan dengan lampu sorot kendaraan lain yang menyala dengan nanar.
Ah, seperti bahagia yang tak ternilai setiap kita menghabiskan sisa hari berdua.
Namun perpisahan telah merubah semuanya.
Kamu tidak akan lagi mengingatku apalagi menyapa manis dalam ruang chating.
Mustahil rasanya jika aku berharap itu bisa kau lakukan.
Kau seperti benci yang teramat padahal kita pernah dan saling sama-sama membahagiakan.
Untuk fase patah hati, menangis dalam sepi, mencoba meng-iya-kan keadaan yang memang tak sebanding dengan mimpi kita.
Lalu kita akan dalam keadaan baik-baik saja setelah patah hati dan pada fase berikutnya terakhir kau akan membuka hati, mendekatkan diri dengan yang baru.
Tuhaaaan, tak sanggup rasanya aku jika harus melihat bahwa bukan aku bahagia yang dia cari.
Namun aku sadar, mengapa aku memilih pergi karena aku sadar kebahagiaan bukan untuk dipaksa, karena cinta yang tulus akan selalu mengalir dengan iklas .
Begitu pun aku, jika nanti melihatmu bersama yang lain, menggandeng jemari yang lain yang lengannya mungkin lebih hangat, aku akan pastikan aku akan mencoba iklas untuk itu.
Siapapun nanti kekasihmu atau dia yang akan kau jadikan pendamping halalmu, semoga kau jatuh didada perempuan yang penuh kasih .
Sebab alasan aku mencintaimu hanya mengasihi dengan rasa yang tulus.


4. Tolong, ajarkan aku bagaimana rasanya mengiklaskan jika melupakan begitu sulit dilakukan.

Tuannn, ajarkan aku bagaimana aku harus keluar dari rasa yang begitu pahit ini..
Sebab ku lihat kau sepertinya baik-baik saja tanpa aku.
Tapi tidak denganku, aku patah dan terluka bahkan meyakini diriku bahwa aku baik-baik saja aku masih tidak mampu.
Berlagak seperti orang yang kuat depan orang lain, tertawa keras dan bertingkah bodoh adalah caraku menutupi luka depan yang lain.
Aku tidak baik-baik saja. 
Kamu tahu bagaimana rasanya merindu tetapi tidak tahu harus berbuat apa? Setiap malam yang seharusnya ku gunakan untuk melepas penat sejenak tidak bisa ku lakukan dengan mudah.
Justru malam adalah waktu yang selalu datang untuk memaksa isi kepala untuk memutar kembali ingatan bersama.
Dibantu lagu yang mengisyaratkan isi hati, lalu isi kepala yang perlahan memutar ingatan dengan rapi, ku pastikan kantung mataku mulai mengembang.
Rongga dada yang semakin sesak seperti banyak udara hingga aku sulit bernafas.
Tidak pernah bisa ku tahan bagaimana aku harus tidak lagi mengingatmu tanpa airmata.
Bagaimana caranya mengiklaskan dengan mudah, masih tidak bisa ku temukan.
Adakah yang sanggup mengajariku bagaimana caranya agar tidak selalu menyalahkan, sebab untuk menjadi benarpun tidak selalu bisa merubah keadaan.
Adakah yang mampu mengajariku bagaimana lari dari kenyataan dan tak harus mengenang segala kenang-kenangan.
Aku tidak bisa!

5. Bagaimana bisa aku membuka pintu hati pada yang lain, jika kuncinya masih padamu ku titipkan.


Dalam fase terakhir patah hati, untuk menyembuhkannya adalah menemukan yang lebih baik.
Bagaimana bisa menemukan, jika mencari saja hatiku masih enggan membukanya.
Mencari yang baru, menceritakan kembali tentang diri, mengenalkan kembali kepada orang terdekat dan mencari kenyaman baru yang belum tentu mudah ditemukan.
Rasanya aku masih belum ingin untuk menemukan yang baru jika hati dan tubuhku masih selalu menujumu.
Entah kali ini kepada hati yang masih ku tuju sedang memikirkan apa dan mengharapkan siapa.
Bolehkah aku meminta, tolong jangan berikan cintamu itu kepada yang lain, yang tidak lebih menginginkannya dari aku.
Sebab aku hanya ingin mencintaimu hingga berkali-kali.
Aku masih tidak tahu mengapa hatiku masih bersikeras menuju kepadamu.


Melupakan dan mengiklaskan tidak semudah saat jatuh cinta.
Jika mengiklaskan rasanya sama seperti menerimamu dalam perjalanan diawal mungkin bisa saja hati kapan saja mememunggungimu.
Tetapi mengiklaskan mu lebih sulit daripada mengiklaskan seperti yang sudah-sudah.
Mungkin memang kisah kita bukan untuk dilupakan, karena sudah berkali-kali ku usahakan.
Aku lelah berandai-andai, maka semoga ini terakhir kalinya aku mengingattmu dengan pahit.
Aku hanya ingin menjadi yang mengingatmu tanpa ada sesal, tanpa ada kesal, yang ada hanya bersyukur yang menebal.
Semoga hati mampu menomerduakan gengsi untuk aku bisa memintamu kembali.
Sampai kapanpun nantinya, hingga detik ini aku masih mencintaimu dengan kadar yang sama, dengan rasa yang tidak berkurang sedikitpun dan doa yang selalu kusampaikan pada Tuhan agar kau selalu tahu bahwa aku mencintaimu .
Dan semuanya masih untukmu.


Dariku, perempuan yang gagal mengiklaskanmu........



Tidak ada komentar:

Posting Komentar